Sambutan Pendiri Wanadri

Sambutan Pendiri Wanadri, Harrie Hardiman, the shadow knight


Harrie Hardiman

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh; Salam sejahtera bagi kita semua; Shalom; Om Swastyastu; Namo Buddhaya; Salam Kebajikan.

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan izin-Nya lah Wanadri masih tetap berdiri kokoh di muka bumi pertiwi tercinta ini. 

Atas ridho-Nya pula buku Biografi Teddy Kardin (anggota Wanadri Angkatan Angin Lembah, 1973) berhasil diterbitkan pada hari yang berbahagia ini.

Sejak didirikan di Bandung tahun 1964 silam, Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri bertujuan untuk membentuk manusia yang mandiri, ulet, tabah, Pancasilais sejati, dan percaya pada kekuatan diri sendiri. Nilai-nilai ini pulalah yang kemudian menempa seorang Teddy Kardin sehingga menjadi seperti yang kita lihat sekarang dan kita baca di buku ini.

Teddy Kardin membawa nilai-nilai tersebut tidak hanya pada saat ia menjalankan profesinya sebagai seorang geolog dan sebagai warga negara Indonesia, tetapi juga ketika ia menjalani kehidupan sehari-hari. Sebab pada dasarnya, setiap anggota Wanadri adalah orang-orang yang mencintai kehidupan alam bebas dengan aturan dan norma yang khas, baik tertulis maupun tidak tertulis yang senantiasa berlaku dan dihormati.

Teddy Kardin tidak hanya mempraktikan pengetahuan yang ia pelajari dari Wanadri tetapi juga menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam Janji dan Hakikat Wanadri itu sendiri, yang berlandaskan empat pilar pokok Wanadri yaitu kemanusian, pendidikan, penjelajahan dan lingkungan. 

Pengembaraannya di gunung, hutan rimba yang lebat, jurang yang dalam, tebing terjal, bergulat dengan arus deras, riam dan jeram di sungai, bertemu dengan Masyarakat Adat Dayak di Kalimantan saat melakoni profesinya, disadari atau tidak, telah berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter seorang Teddy Kardin.

Pengalamannya itu kemudian memperkaya baik lahir maupun batin, selain ia juga mendapat asupan ilmu pengetahuan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), sebuah kampus terkemuka di Indonesia sebagai bekalnya di kemudian hari. 

Itulah yang membuat Teddy Kardin mampu melalui berbagai rintangan dalam pengembaraannya, membuatnya matang, menjadi lebih tabah dan tidak mudah putus asa, bahkan mengaplikasikannya di tengah-tengah masyarakat. Tidak hanya untuk kepentingan dirinya sendiri tetapi juga untuk bangsa dan negara ini. Antara lain pada saat ia diminta membantu ABRI melakukan operasi militer di Timor Timor dan Aceh, serta operasi penyelamatan Tim Ekspedisi Lorentz ‘95 yang disandera oleh GPK-OPM di Mapenduma.

Tidak semua orang mengalami jalan pengembaraan yang Teddy Kardin rasakan, bahkan para anggota Wanadri sendiri. Karena itulah kisah seorang Teddy Kardin layak dibukukan untuk menjadi inspirasi para generasi muda Indonesia hari ini dan masa yang akan datang. 

Akhir kata saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada para panitia dan penulis serta semua pihak yang telah bekerja keras untuk terwujudnya buku ini. Salam hormat saya kepada para pembaca yang budiman, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia kepada kita dan seluruh bangsa Indonesia. Amin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Bandung, 4  Juli 2023

LihatTutupKomentar
Cancel